Rabu, 03 Desember 2014

Dua Minggu Setelah Kenaikan Harga BBM…



Ini catetan masih tentang kenaikan BBM.  Tercatat dalam memori saya, kenaikan BBM sudah lebih dari dua minggu. Dan buntutnya… (bukan ekor kuda) mulai terasa sekali. Ongkos angkot? Itu mah jangan diceritakan. Sebab… Begitu harga BBM naik, supir angkot pun tidak kalah cepat dengan pemerintah. Besoknya langsung meluncur di jalanan dengan ongkos baru oh… bukan..., ongkos ter… baru. Padahal malemnya mereka ikutan antri mengisi full tangki bensinnya. Jadi rada-rada untung lah coy.

Di rumah, istriku…, cintaku…, sayangku…, ngomel-ngomel, harga beras naik seribu, sayur-sayuran ikut-ikutan terbang. “Dua puluh ribu dapet apa sekarang Yah?” O…o…hhh Sabarlah my darling (kaluar lebayna). Yang penting, gehu, pisang, dan bala-bala tetap terbeli meskipun dengan uang yang sama jumlahnya semakin berkurang. Mau gimana lagi? Itu efek domino kenaikan harga BBM. Begitu kata para, pakar, penelis, pengamat, pemerhati ekonomi dan sok sial. Eh… Maaf, maksudnya sosial. Kesimpulannya, jangan heran apabila ibu-ibu protes kepada suaminya agar anggaran buat dapur dinaikkan padahal gaji suaminya belum naik. Pusing tah para suami, kumaha carana nyari tambahan. Awas jangan KO… RUP… SI.. !!!!

Yang lucu… Silakan kalau lucu tertawa. Kalau tidak jameudud bari jeung hitut, pemakaian pertamax meningkat hampir 200%. Olala… Kenapa atuh tidak dari dulu yang punya mobil em…bagus teh menghirup pertamax. Lain ti baheula atuh kang... Sebabnya harga bensin alias premium tidak jauh beda dengan harga pertamax. Sudah dasarnya manusia itu tidak mau rugi. Ah tidak hanya yang punya mobil saja. Buktinya yang punya motor ikut-ikutan menikmati pertamax. Da murah.... Emm…. Enak tenan….

Nu rada nyesek… itu kata Ferdinand Sinaga yang ujujg-ujug ngacir ti Persib ka Sriwijaja FC, PSKS (Program Simpanan Keluarga Sejahtera) yang digagas pemerintahan Pak Owi tidak tepat sasaran alias sama dengan program BLT (Bantuan Lansung Tunai) nya Pa Beye. Orang-orang yang mampu dapat bantuan sedangkan orang-orang yang seharusnya dapat pada gigit jari. Kesannya ini program terburu-buru alias tidak terencana, yang penting ada kesan kenaikan BBM ini memang tidak merugikan wong cilik yang selama ini dibela oleh partainya Pak Owi, cukup disumpal dengan dana PSKS. Selesai....

Yang paling baru, tarif kereta api ekonomi mulai tahun 1 Januari 2015 mengalami kenaikan. Bila dihitung-hitung kenaikannya itu mencapai 100% - 200%. Wow… Huebat. Kita yang menengah ke bawah hanya bisa mengelus dada. Naik mobil muahal, kereta api muahal, kapal laut muahal, pesawat terbang apa lagi.. itu mah sudah pasti kaga terbeli bung. Orang miskin endak boleh bepergian. Jangan salahkan kami apabila tetap menggunakan roda dua (motor atau sepeda) tebak sendiri, apabila bepergian jauh. Soale ongkosnye murah meskipun resikonya gede. Mau gimana lagi? Gak punya duit (kacian deh lu…).
Jika mengeluh dibilang malas, jika terlalu optimis takut dibilang sombong. Mendingan kita nyanyi saja yo…!

Andaikata aku di mobil itu
Tentu tidak di bus ini
Seandainya aku di rumah itu
Tentu tidak digubuk ini
A a a andaikata…
Se se se seandainya

Kalau saja aku jadi direktur
Tentu tidak jadi penganggur
Umpamanya aku dapat lotere
Tentu saja aku tidak kere
Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!

… 

Tidak ada komentar: