Ini
catetan masih tentang kenaikan BBM. Tercatat
dalam memori saya, kenaikan BBM sudah lebih dari dua minggu. Dan buntutnya…
(bukan ekor kuda) mulai terasa sekali. Ongkos angkot? Itu mah jangan
diceritakan. Sebab… Begitu harga BBM naik, supir angkot pun tidak kalah cepat
dengan pemerintah. Besoknya langsung meluncur di jalanan dengan ongkos baru oh…
bukan..., ongkos ter… baru. Padahal malemnya mereka ikutan antri mengisi full tangki bensinnya. Jadi rada-rada
untung lah coy.
Di
rumah, istriku…, cintaku…, sayangku…, ngomel-ngomel, harga beras naik seribu,
sayur-sayuran ikut-ikutan terbang. “Dua puluh ribu dapet apa sekarang Yah?” O…o…hhh
Sabarlah my darling (kaluar lebayna).
Yang penting, gehu, pisang, dan bala-bala tetap terbeli meskipun dengan uang
yang sama jumlahnya semakin berkurang. Mau gimana lagi? Itu efek domino
kenaikan harga BBM. Begitu kata para, pakar, penelis, pengamat, pemerhati
ekonomi dan sok sial. Eh… Maaf,
maksudnya sosial. Kesimpulannya, jangan heran apabila ibu-ibu protes kepada
suaminya agar anggaran buat dapur dinaikkan padahal gaji suaminya belum naik.
Pusing tah para suami, kumaha carana nyari tambahan. Awas
jangan KO… RUP… SI.. !!!!
Yang
lucu… Silakan kalau lucu tertawa. Kalau tidak jameudud bari jeung hitut, pemakaian pertamax meningkat hampir 200%.
Olala… Kenapa atuh tidak dari dulu yang punya mobil em…bagus teh menghirup
pertamax. Lain ti baheula atuh kang... Sebabnya harga bensin alias premium tidak jauh beda dengan harga pertamax.
Sudah dasarnya manusia itu tidak mau rugi. Ah tidak hanya yang punya mobil
saja. Buktinya yang punya motor gé ikut-ikutan
menikmati pertamax. Da murah.... Emm…. Enak tenan….
Nu rada nyesek… itu kata Ferdinand
Sinaga yang ujujg-ujug ngacir ti Persib ka
Sriwijaja FC, PSKS (Program Simpanan Keluarga Sejahtera) yang digagas
pemerintahan Pak Owi tidak tepat sasaran alias sama dengan program BLT (Bantuan
Lansung Tunai) nya Pa Beye. Orang-orang yang mampu dapat bantuan sedangkan
orang-orang yang seharusnya dapat pada gigit jari. Kesannya ini program terburu-buru
alias tidak terencana, yang penting ada kesan kenaikan BBM ini memang tidak
merugikan wong cilik yang selama ini
dibela oleh partainya Pak Owi, cukup disumpal dengan dana PSKS. Selesai....
Yang
paling baru, tarif kereta api ekonomi mulai tahun 1 Januari 2015 mengalami
kenaikan. Bila dihitung-hitung kenaikannya itu mencapai 100% - 200%. Wow…
Huebat. Kita yang menengah ke bawah hanya bisa mengelus dada. Naik mobil muahal, kereta api muahal, kapal laut muahal, pesawat
terbang apa lagi.. itu mah sudah pasti kaga terbeli bung. Orang miskin endak boleh
bepergian. Jangan salahkan kami apabila tetap menggunakan roda dua (motor atau
sepeda) tebak sendiri, apabila bepergian jauh. Soale ongkosnye murah meskipun resikonya gede. Mau gimana lagi? Gak
punya duit (kacian deh lu…).
Jika
mengeluh dibilang malas, jika terlalu optimis takut dibilang sombong. Mendingan
kita nyanyi saja yo…!
Andaikata aku di
mobil itu
Tentu tidak di
bus ini
Seandainya aku
di rumah itu
Tentu tidak
digubuk ini
A a a andaikata…
Se se se
seandainya
Kalau saja aku
jadi direktur
Tentu tidak jadi
penganggur
Umpamanya aku
dapat lotere
Tentu saja aku
tidak kere
Ka ka ka kalau
saja
U u u umpamanya
Oh ya!
…

Tidak ada komentar:
Posting Komentar