Senin, 24 November 2014

Oemar Bakri Tidak Lagi di Kebiri ???



Siapa yang tak kenal dengan lagu Guru Oemar Bakri yang dilantunkan oleh pahlawan asia versi majalah Times. Lirik sederhana namun membumi. Oh… Hari ini adalah hari guru nasional. Betul ga? Kalau ada guru yang tidak tahu, entar disemprot ama Bang Haji Rhoma Irama. “Terlalu……” Nih ane kasih imformasi, Pemerintah menetapkan Hari Guru Nasional adalah tanggal 25 November berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994. Tanggal ini tentunya bertepatan dengan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Gak percaya??? Tanyakan saja kepada bapak dan ibu yang mengajar Sejarah Nasional Indonesia.

Omong-omong soal guru, pasti hari gini bahagia doo…ng. Bandingkan dengan jamane Engkong Soeharto, guru-guru yang dikenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa, morat-marit untuk mempertahankan kehidupannya. Guru ane di es em a, nyambi ngojek untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Sekarang, guru-guru utamenye… eh jadi rade-rade (ini bahasa apaan) betawi, guru-guru pns pada senang. Selain dapat gaji gede juga dapat tunjangan sertifikasi plus gaji ke tiga belas. Senengkan. Sampai-sampai teman sekantor ane sirik, enak bener ya jadi pengajar.

Tapi jangan salah. Gaji gede tidak selamanya membawa berkah. Di Ciamis, tempat ane kecil dan dibesarkan, angka perceraian di kalangan PNS sangat tinggi. Yang lebih memprihatinkan… nangis deh…. 75 persen perempuan  yang menggugat cerai suaminya itu adalah guru sakola dasar alias SD. Alasannya karena sudah menikmati penghasilan tinggi dari tunjangan sertifikasi guru dengan kate lain… lain kate… terserah mau yang mana, saya binung… eh bingung, penghasilan istri lebih besar daripada suami… Nah..lho. Bingungkan… Penghasilan kecil ngomel… Penghasilan gede…. Kabur deh….

Satu lagi yang menyedihkan, di saat guru-guru PNS ini menikmati penghasilan yang lumayan, guru-guru honorer masih jumpalitan… uuu..hh bahasanya, mengejar setoran agar dapur tetap ngebul. Telinga kita tidak tuli kan, sering mendengar keluhan para guru honore, ari kawajiban mah sarua ceunah, tapi duitna geuning beda… Tah ieu nu kudu didangukeun ku para wakil rakyat sareung pamarentah teh. Kasian sebab mereka juga sama-sama guru. Kalau bisa mah jangan ada istilah guru pns, guru honorer, guru yayasan, guru bantu, atau gu gurubugan. Tah mudah-mudah dengan menteri pendidikan sekarang Bapak Anies Baswedan tidak ada lagi kesenjangan di antara guru-guru tersebut.


Guru siapa pun itu, tidak hanya guru di sekolah karena guru ngaji juga sama dengan guru harus kita hormati. Penghargaan kepada guru jangan hanya sebatas kepada guru tanpa tanda jasa. Sebab guru juga manusia… bukan hanya rocker yang manusia. So… bahasa inggris, maklumlah kudu bisa, sebentar lagi kan MEA, tahu kaga MEA? Masyarakat Ekonomi Asean, guru jangan lagi dikebiri seperti bapak Oemar Bakri di jaman orde baru.

Tidak ada komentar: