Gambar dari Google
Dunia
politik sebagaimana Iwan Fals tembangkan adalah dunia yang penuh dengan intrik.
Dunia para binatang, dunia pesta pora para binatang. Kita sebagai rakyat hanya
menjadi tim hore merangkap wasit, serta juri penilai yang akan menentukan pada pertandingan antar parpol
lima tahun kedepan. Makanya jangan heran
sebagai wasit dan juri tidak jarang kita mendapat kadeudeuh dari partai
politik. Ya… boleh disebut sebagai tanda pengikat. Padahal itu teh termasuk
money politic, bahasa kerennya. Kalau dalam bahasa Jerman itu teh politiké
duité. “Hayo ngaku?” Asik nggak asik itulah politik.
Gonjang
ganjing panggung politik minggu ini tidak terlepas dari kisruh yang melanda
partai berlambang beringin. Terpilihnya ARB, tahu kan ARB? Ketua Partai
Beringin sebelumnya, secara aklamasi dipilih kembali menjadi nahkoda partai
beringin hingga lima tahun ke depan. Secara aklamasi lho. Artinya dipilih
secara bulat tanpa ada halangan….rintangan…. kera sakti…… Naha jadi ngalagu?
Terpilihnya
ARB tidak lepas dari peran besar dari suara yang mirip Bapak Nuridin Halidin.
Tahu kan bapak yang satu ini. Ya betul, bapak ini mantan ketua persatuan maén
bal saindonesia, sekaligus merangkap mantan terpidana korupsi pengadaan minyak
goreng. Beliau ini orang hebat bisa memimpin persatuan maén bal saindonesia
dari balik jeruji besi. Hebat kan?
Terungkap
saudara-saudare, ternyata dari suara yang mirip dengan Bapak Nuridin Halidin
ini disebutkan bahwa para kader beringin yang ingin menjadi gubernur, bupati,
walikota elektabilitasnya rendah. Tahu elektabilitas? Cari sendiri ya! Dokunya
alias duitnya kaga ada. Dan bila disodorkan kepada ribuan rakyat untuk
dijadikan gubernur, bupati, dan walikota, pasti peluangnya tipis setipis jeruk.
Mipis atuh eta mah jang. Nah lho kenapa? Mikir… mikir….
Makanya Partai Beringin ini akan nyaman, tenang dan damai apabila berada di Koalisi Merah Putih. Sebab dengan berlakunya Undang-Undang No 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD dan rencana menolak perpu pilkada bikinan Pa Beye, otomatis gubernur, bupati, dan walikota akan dipilih oleh DPRD. Peluang yang sangat besar bagi kader-kader Partai Beringin untuk berkuasa di daerah. Dan itu akan terjadi apabila peserta Munas IX Partai Beringin memilih kembali ARB sebagai raja di Partai Beringin. Itu adalah angin surga yang diucapin oleh Bapak Nuridin Halidin.
Sebagai
penghargaan kepada Bapak Nuridin Halidin, ARB pun memberikan sebuah kursi wakil
ketua umum. Huebat ya… Ga.. punya muka. Mantan terpidana korupsi menjadi
pimpinan partai yang sudah tua ini. Sebagai rakyat kudu melek nih. Partai kaya
begini cocok ga untuk lima tahun ke depan?
Nun
jauh dari Bali tempat munas berlangsung, terjadi penolakan atas hasil Munas IX
Partai Beringin ini. Di Jakarta, Bapak Agung Laksono sebagai bapak penyelamat
Partai Beringin, dan kolega menyebut Munas IX Partai Beringin di Bali adalah
ilegal. Tambah ricuh nih konflik. Munas yang legal menurut beliau adalah munas
Partai Beringin yang akan dilaksanakan pada Januari 2015 nanti. Waduh tambah gawat nih. Penonton boleh sedih,
ketawa, kecewa, senang, prihatin, bukan prihantini itu mah teman saya, jengkel, kesal, atau mikir…
mikir… menyaksikan dunia politik yang licik, penuh intrik, tipu menipu, dan
orientasinya kekuasaan belaka demi kepentingan golongannya. Rakyat? Emang gue
pikirin….
Setelah
pecahnya PPP, sepertinya Partai Beringin tidak akan jauh berbeda. Kelihatannya
bakal mengikutin jejak nyeleneh PPP. Namun itu bukan hal yang aneh. Partai yang
ada sekarang juga adalah kader-kader beringin juga. Partainya mantan jenderal
TNI, partainya bapak berjenggot adalah mantan kader beringin. Melihat konflik
yang semakin meruncing perkiraan saya. Partai Beringin yang sudah tua ini akan
beranak lagi. Nama anaknya mungkin ada beberapa perkiraan, ini mah ramalan Mbah
Lieur bin pusing, bernama Partai Beringin Reformasi, Partai Beringin
Perjuangan, Partai Beringin Demokrat, Partai Beringin Indonesia Raya, Partai
Beringin Nurani Rakyat, Partai Beringin Persatuan Indonesia. Atau mungkin anda
sudah mempersiapkan nama selain nama-nama dari ramalan Mbah Lieur bin Pusing
tadi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar