Senin, 17 November 2014

Hujan Kuntung Rokok di Jalan Raya


Banyaknya kendaraan lalu lalang di jalan raya, baik roda dua maupun roda empat, bisa jadi menunjukkan bahwa masyarakat kita sudah mangalami peningkatan dalam taraf hidupnya. Tidak percaya? Coba kita lihat, mbak jamu gendong sekarang berubah menjadi mbak jamu motor… Maksudnya sekarang , gendongan jamunya bersender nyaman di bahu sepeda motor, jadi tidak usah lagi berteriak, jamu… jamu… sambil jalan kaki menggendong bakul jamunya. Mang baso, mang sate, mang buah, mang roti, mang sayur, dan mamang-mamang lainnya pun naik pangkat, dari memakai gerobak dorong sekarang berubah menjadi motor sate, motor  sayur, motor baso, dan motor-motor lainnya. Semua menyesuaikan dengan jaman sekarang alias jaman kendaraan bermotor.

Yang lebih hebat lagi ada yang sampai naik pangkat dua kali lipat seperti mang sayur bermobil, pedagang kali lima bermobil, mang baso bermobil, ya… pokoknya mamang-mamang yang bermobil saja. Yang terbaru, mang becak tidak usah lagi mengayuh becaknya karena sudah digantikan oleh motor. Mungkin terinspirasi dari mang odong-odong yang berseliweran di sekitar rumah penduduk. Cara mereka mendapatkan kendaraan bermotor dengan cara kredit atau tunai itu bukan urusan saya, itu mah urusan rahasia dapur mereka. Bocoran dikit, kalau saya mah terus terang memindahkan motor dari dealer ke halaman rumah gara-gara BBM naik, alasan atau alasan yang dibuat-buat, biar hemat ongkos traspor ke tempat kerja. He.. he.. he….

Banyaknya kendaraan pribadi di jalan raya membuat supir angkutan umum cemberut sebabnya pendapatan mereka berkurang. Entah siapa yang salah? Yang pasti eksodus para pengguna angkutan umum ke angkutan pribadi salah satunya karena tidak nyamannya naik angkutan umum. Sebabnya? Cari sendiri. Dah banyak keluhan masyarakat yang dimuat di media cetak dan media elektronik.

Banyaknya kendaraan umum di jalan raya bukannya memecahkan masalah transportasi. Kemacetan? Itu mah sudah jelas. Namun ada satu yang membuat saya menggelitik dan ingin menuliskannya. Kelihatannya sepele namun menjengkelkan. Sering kita melihat pengemudi roda dua maupun roda empat membuang  kuntung rokok sembarangan. Baik ketika kendaraan berhenti di lampu merah atau sedang melaju dengan lambat ataupun kencang. Mungkin kita semua sering melihat percikan api yang tiba-tiba keluar dari kolong mobil yang berasal dari kuntung rokok yang tersapu oleh laju mobil. Atau sedang tenang mengendarai motor tiba-tiba motor di depannya melemparkan kuntung rokok. Meskipun tidak mengenai kita tetapi sangat menjengkelkan.

Terlintas dalam pikiran saya prasangka negatif. Itu yang bawa kendaraan (motor/mobil) berpendidikan tidak? Jika melihat fisik motor dan mobilnya, rata-rata masih bagus. Dan tentunya sudah memiliki SIM dong. Artinya sudah mengerti tata tertib berlalu lintas. Membuang sebiji kuntung rokok memang tidak akan menimbulkan tumpukkan kuntung rokok  yang dapat membuat kemacetan. Namun prilakunya itu dapat membuat orang lain celaka. Gimana jika kuntung rokoknya masih menyala dan mengenai tangki bensin? Kan bahaya.


Mari kita bersama-sama menjaga jalan raya dari ‘hujan’ kuntung rokok yang biarpun kecil dapat menggangu pengguna jalan yang lain. Membuang kuntung rokok di jalan raya sama saja dengan menunjukkan prilaku egois alias pingin untung sendiri. Sebelum ‘hujan’ kuntung rokok terjadi cegahlah dengan berhenti merokok saat berkendaraan. Setuju? 

Tidak ada komentar: