Minggu, 16 November 2014

Car Free Day In Bandung





Setelah menyimpan sepeda motor di kolong jembatan layang Pasupati, saya melangkahkan kaki menuju Jalan Dago/Jalan Ir Haji Juanda. Tujuan saya adalah ke area Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau bahasa kerennya Car Free Day (CFD) Dago, yang memanjang dari depan Taman Dago Cikapayang sampai belokan Jalan Dayang Sumbi. Matahari sudah sangat terang dan terasa di kulit tangan. Padahal jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Di depan Dago Cikapayang, saya disambut tukang koran, pembagian minuman gratis, serta brosur-brosur yang menawarkan makanan, perlengkapan rumah tangga, informasi kegiatan (pameran, pentas seni) serta penginapan di Kota Bandung.
           
Bergerak ke Dago atas, pergerakan orang baik yang berjalan kaki maupun yang bersepeda bercampur menjadi satu. Dan pemandangan pun semakin beragam. Di balik riuh rendahnya pertempuran suara dan hilir mudiknya pengunjung CFD Dago terdapat beberapa pemandangan yang sangar ganjil.

Pertama, di antara ramainya orang  yang hilir mudik tertangkap mata beberapa orang yang dengan seenaknya merokok, baik sambil berjalan ataupun nongkrong di area CFD Dago. Yang lebih menyedihkan, kebanyakan yang merokok tersebut adalah anak-anak muda, bahkan ada yang terlihat seperti kumpulan anak-anak setingkat sekolah menengah pertama.


Kedua, banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di atas rumput-rumput yang terlihat kering, bukan di trotoar jalan. Bukan barang dagangannya saja yang disimpan di atas rumput tetapi juga kendaraan roda duanya. Sementara pedagang kaki lima yang menggunakan gerobak dapat dihitung dengan jari berada di area CFD alias berjualan di atas Jalan Dago.

Ketiga, terlihat pemandangan warga Bandung yang membawa binatang ke area CFD, terutama anjing. Padahal terdapat larangan untuk membawa binatang ke area CFD sebab akan mengganggu para pengunjung yang sedang menikmati sejuknya udara di area Jalan Dago.

Keempat, banyaknya sampah yang bertebaran di sepanjang area CFD, baik berupa brosur-brosur atau pun bungkus bekas makanan yang dibuang sembarangan. Padahal tempat sampah sudah disediakan di sekitar area CFD. Masih banyak pemandangan yang kurang sedap dilihat di area CFD Dago, namun rasanya keempat masalah tadi cukup mewakili ketidaknyamanan di area CFD Dago.

Dari hasil berselancar di dunia maya diperoleh bahwa CFD dimulai sejak jaman krisis minyak di tahun 70an di Amerika dan dilaksanakan di beberapa kota eropa mulai awal tahun 90an. Acara CFD Internasional dimulai di negara-negara eropa pada tahun 1999 sebagai proyek percontohan kampanye Uni Eropa “Kota tanpa Mobil” (“In Town Without My Car”). Kampanye ini terus berlanjut dan telah dilaksanakan di lebih dari 1500 kota di 40 negara melalui penutupan penggal jalanan dengan berbagai kegiatan seperti festival jalanan, bazar, parade sepeda, dan kegiatan lainnya. Di Indonesia, CFD pertama kali lahir di Kota Surabaya pada tahun 2000.

Tujuan dari CFD sendiri adalah mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Seperti diketahui banyaknya kendaraan bermotor sekarang ini telah membuat kualitas udara menjadi berkurang. Dengan adanya CFD diharapkan dapat mengurangi pencemaran udara serta mengajak kepada masyarakat agar mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi alternatif  seperti kendaraan umum dan sepeda sebagaimana himbauan pemerintah Kota Bandung.

Agar area CFD nyaman dari permasalahan di atas, Pemkot Bandung sebenarnya sudah memberikan solusinya. Ridwan Kamil yang akrab dipanggil Kang Emil selaku Walikota Bandung sudah menegaskan akan menerapkan denda sampah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 pasal 49 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan Kota. Warga yang membuang sampah, kotoran, atau barang bekas serta dapat mengganggu ketertiban, kebersihan, dan keindahan kota harus dikenakan denda sebesar Rp 5 juta. Cuma sedikit saran agar tempat sampah di CFD Dago ditambah dan dibuat semenarik mungkin bukan sekedar ember bekas cat yang warnanya sudah memudar.

Untuk warga Kota Bandung yang ingin membawa jalan-jalan hewan peliharaannya tidak usah khawatir, Pemkot Bandung sedang membuat taman tematik bernama Pet Park. Taman seluas 1000 meter persegi tersebut akan berdiri di daerah Cilaki. Komunitas pecinta dan penyayang binatang akan dimanjakan dengan fasilitas untuk jogging bersama binatang, beberapa alat ketangkasan hewan, tempat sangkar atau istirahat hewan. Rencananya taman ini akan diluncurkan bulan November ini.

CFD Dago sebagai sarana untuk berolahraga, pertunjukkan kesenian, hiburan, bersosialisasi dengan keluarga, teman, ataupun warga Kota Bandung khususnya harus kita jaga dan pelihara bersama-sama. Kita jangan terlalu mengandalkan pemerintah menjaga kenyamanan di area CFD Dago. Apabila kita mencintai area CFD Dago mari kita jaga bersama-sama. Bentuknya sederhana saja, minimal  tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merokok seenaknya.  Untuk berjualan dapat dilakukan di atas trotoar tanpa menggangu rumput-rumput di sekitarnya. Atau pedagang kaki lima ditata di sekitar jalan-jalan yang berhubungan dengan Jalan Dago.

Tidak ada komentar: