Judul
Buku : Everybody’s Man
Pengarang
: Arie Fajar Rofian
Penerbit
: PT Elex Media Komputindo
Tahun:
2015
Tebal
: 195 halaman
Apa
itu Cinta? Pertanyaan ini hampir pasti ditanyakan oleh seluruh umat manusia
yang nongol ke alam semesta ini. Dan setiap orang pasti mempunyai definisi
sendiri tentang arti dari lima huruf ini. Sebabnya cinta ini universal tetapi
bukan universal studio yang melahirkan aneka ragam film. Cinta bagi setiap
orang bisa memberikan sebuah arti seperti bahagia, sedih, gembira, kecewa,
putus asa, buta, cemburu, terlarang, abadi, pengorbanan, dan silahkan tulis
sendiri sebab tidak akan cukup untuk menuliskannya.
William
Shakespeare bertutur tentang cinta sehidup semati dalam Romeo dan Juliet, Sangkuriang dalam kekecewaannya melahirkan Gunung
Tangkuban Perahu ketika memaksakan cinta terlarang kepada ibunya Dayang Sumbi, para
anggota dewan yang gagal memenuhi harapan rakyat melakukan segala cara demi
mempertahankan cintanya kepada jabatan pada pemilu 2014, dan Ashabul Kahfi
adalah sebuah kisah nyata tentang tujuh orang pemuda yang tertidur lelap selama
kurang lebih 300 tahun demi mempertahankan cintanya kepada Sang Maha Pencipta.
Dan sekali lagi saya mohon maaf karena tidak
akan pernah cukup, tidak akan pernah habis apabila membicarakan tentang cinta.
Ratusan ribu, jutaan, mungkin juga miliaran kisah-kisah cinta bertebaran di
dalam bentuk puisi, novel, roman, cerita pendek, film, cerita dari mulut ke mulut, drama, lagu, ya.. pokoknya saya
tidak dapat menulisnya.
Cinta
memang unik dan menarik. Karena itu tidak akan pernah habis meskipun sudah
dibuat cerita dalam bentuk film dan buku. Bahkan bagi orang-orang kreatif
kata-kata cinta dapat dijadikan sebuah judul yang membuat kita penasaran
seperti Cinta dalam Sepotong Roti, Ketika
Cinta Bertasbih, Ada Apa dengan Cinta, Ayat-ayat Cinta, Arjuna Mencari Cinta, Cinta
Segitiga, Tiga Doa Tiga Cinta, de el el. Kalau anda mempunyai pengalaman
sendiri tentang cinta silahkan membuat judul sendiri semisal, Di dalam Kentut Ada Cinta, Cintaku Berlabuh
di Kawah Merapi, atau Cinta Ketabrak Bemo,
ya... pokoknya suka-suka anda saja.
Begitu
pun penulis yang satu ini, Mas Arie Fajar Rofian, penulis berbakat dari negeri
lumbung beras menelurkan novel keduanya setelah novel pertama pastinya yang
berjudul Everybody’s Man sebuah cerita
cinta berlatar almamaternya. Novel ini masih menggunakan gaya bertutur yang
sama seperti novel pertamanya Berikutnya
Kau yang Mati. Mas Arie, demikian saya memanggilnya karena kalau saya
panggil Mas Untung takut bentrok dengan Arie Untung tetapi mudah-mudahan
nasibnya bisa seperti Arie Untung, menggambarkan tentang arti cinta yang
universal, ada kasih sayang, cemburu, kecewa, frustasi, de el el. Dikemas dalam
gaya bahasa yang mudah dicerna buku ini cocok bagi anda yang akan, pernah, atau
sedang jatuh cinta. Anda dapat belajar banyak tentang cinta dari buku ini walau
pun tidak wajib untuk mengikutinya.
Namun
ada sedikit yang mengganjal bagi saya, bukan bagi orang lain, dalam buku ini.
Mungkin karena latar belakang Mas Arie yang film mania atau karena beliau
penonton sejati sebuah acara yang berjudul Katakan
Cinta, sebuah reality show yang pernah tayang di salah satu stasiun
televisi swasta jaman baheula, ungkapan
cinta yang dilakukan oleh beberapa tokoh dalam novel ini terlalu romantis abis
seperti dalam film dan acara tersebut. Tetapi bagi sebuah novel fiksi itu sih
wajar-wajar saja, biar kelihatan sungguhan dan memang ada di dalan alam nyata.
Dan banyak dilakukan oleh anak-anak jaman ayeuna.
Terlepas
dari semua itu, buku ini sangat menarik dan kudu
dibaca bagi anda yang akan, sedang, pernah jatuh cinta. Atau bagi anda yang
mau bernostalgia mengenang masa-masa anda sedang jatuh cinta. Atau mungkin anda
pernah menjadi pejuang cinta dan ingin mengingatnya kembali. Dan yang paling
penting tentu saja anda harus mengambil hikmah dari cerita cinta ini sebab
sebagai manusia kita harus dapat mengendalikan yang namanya cinta. Menurut Bah
Jamrong, cinta itu liar. Dan apabila anda tidak dapat mengendalikan perasaan
cinta, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Selamat membaca.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar