Sabtu, 23 Mei 2015

C I N T A





Judul Buku : Everybody’s Man
Pengarang : Arie Fajar Rofian
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun: 2015
Tebal : 195 halaman

Apa itu Cinta? Pertanyaan ini hampir pasti ditanyakan oleh seluruh umat manusia yang nongol ke alam semesta ini. Dan setiap orang pasti mempunyai definisi sendiri tentang arti dari lima huruf ini. Sebabnya cinta ini universal tetapi bukan universal studio yang melahirkan aneka ragam film. Cinta bagi setiap orang bisa memberikan sebuah arti seperti bahagia, sedih, gembira, kecewa, putus asa, buta, cemburu, terlarang, abadi, pengorbanan, dan silahkan tulis sendiri sebab tidak akan cukup untuk menuliskannya.

William Shakespeare bertutur tentang cinta sehidup semati dalam Romeo dan Juliet, Sangkuriang dalam kekecewaannya melahirkan Gunung Tangkuban Perahu ketika memaksakan cinta terlarang kepada ibunya Dayang Sumbi, para anggota dewan yang gagal memenuhi harapan rakyat melakukan segala cara demi mempertahankan cintanya kepada jabatan pada pemilu 2014, dan Ashabul Kahfi adalah sebuah kisah nyata tentang tujuh orang pemuda yang tertidur lelap selama kurang lebih 300 tahun demi mempertahankan cintanya kepada Sang Maha Pencipta. Dan sekali lagi saya mohon maaf  karena tidak akan pernah cukup, tidak akan pernah habis apabila membicarakan tentang cinta. Ratusan ribu, jutaan, mungkin juga miliaran kisah-kisah cinta bertebaran di dalam bentuk puisi, novel, roman, cerita pendek, film, cerita dari mulut  ke mulut, drama, lagu, ya.. pokoknya saya tidak dapat menulisnya.

Cinta memang unik dan menarik. Karena itu tidak akan pernah habis meskipun sudah dibuat cerita dalam bentuk film dan buku. Bahkan bagi orang-orang kreatif kata-kata cinta dapat dijadikan sebuah judul yang membuat kita penasaran seperti Cinta dalam Sepotong Roti, Ketika Cinta Bertasbih, Ada Apa dengan Cinta, Ayat-ayat Cinta, Arjuna Mencari Cinta, Cinta Segitiga, Tiga Doa Tiga Cinta, de el el. Kalau anda mempunyai pengalaman sendiri tentang cinta silahkan membuat judul sendiri semisal, Di dalam Kentut Ada Cinta, Cintaku Berlabuh di Kawah Merapi, atau Cinta Ketabrak Bemo, ya... pokoknya suka-suka anda saja.

Begitu pun penulis yang satu ini, Mas Arie Fajar Rofian, penulis berbakat dari negeri lumbung beras menelurkan novel keduanya setelah novel pertama pastinya yang berjudul Everybody’s Man sebuah cerita cinta berlatar almamaternya. Novel ini masih menggunakan gaya bertutur yang sama seperti novel pertamanya Berikutnya Kau yang Mati. Mas Arie, demikian saya memanggilnya karena kalau saya panggil Mas Untung takut bentrok dengan Arie Untung tetapi mudah-mudahan nasibnya bisa seperti Arie Untung, menggambarkan tentang arti cinta yang universal, ada kasih sayang, cemburu, kecewa, frustasi, de el el. Dikemas dalam gaya bahasa yang mudah dicerna buku ini cocok bagi anda yang akan, pernah, atau sedang jatuh cinta. Anda dapat belajar banyak tentang cinta dari buku ini walau pun tidak wajib untuk mengikutinya.

Namun ada sedikit yang mengganjal bagi saya, bukan bagi orang lain, dalam buku ini. Mungkin karena latar belakang Mas Arie yang film mania atau karena beliau penonton sejati sebuah acara yang berjudul Katakan Cinta, sebuah reality show yang pernah tayang di salah satu stasiun televisi swasta jaman baheula, ungkapan cinta yang dilakukan oleh beberapa tokoh dalam novel ini terlalu romantis abis seperti dalam film dan acara tersebut. Tetapi bagi sebuah novel fiksi itu sih wajar-wajar saja, biar kelihatan sungguhan dan memang ada di dalan alam nyata. Dan banyak dilakukan oleh anak-anak jaman ayeuna.

Terlepas dari semua itu, buku ini sangat menarik dan kudu dibaca bagi anda yang akan, sedang, pernah jatuh cinta. Atau bagi anda yang mau bernostalgia mengenang masa-masa anda sedang jatuh cinta. Atau mungkin anda pernah menjadi pejuang cinta dan ingin mengingatnya kembali. Dan yang paling penting tentu saja anda harus mengambil hikmah dari cerita cinta ini sebab sebagai manusia kita harus dapat mengendalikan yang namanya cinta. Menurut Bah Jamrong, cinta itu liar. Dan apabila anda tidak dapat mengendalikan perasaan cinta, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Selamat membaca.